Jumat, 12 Desember 2014

Feature Persuasif



 Lagi Belajar Loen

Penjual Mie Keliling Mengundang Pembeli
19 November 2014

“Mie gureng… mie gureng… mie rayeuk… mie ubeut… dua… limoeng… yeeukk… mie yeeeeuuk…,” celetuk Armiya (29) sekitar pukul 17.45 WIB. Armiya adalah penjual mie goreng keliling. Kampung demi kampung, ia datangi. Tidak hanya mie goreng namun, kerupuk dan kacang goreng juga tersedia di keranjangnya.

Armiya (29) adalah seorang laki-laki yang telah berkeluarga. Ayah dari seorang anak laki-laki ini bekerja keras demi mencukupi kebutuhan keluarganya. Dengan umur yang masih terhitung muda, ia memilih berjualan mie goreng keliling. Urbanisasi dari Bireun ke Banda Aceh telah ditempuhnya. Kini ia bersama keluarga tinggal dengan menyewa rumah di kawasan Kampung Blang Cut. 

Armiya berjualan setiap hari, berkeliling kampung dengan sepeda motor maticnya. Pagi ia berjualan keliling sekitaran Lampulo, sedangkan sore hari nya ia berjualan di kawasan Darussalam. Mie goreng bungkusnya terjual sebanyak 200 bungkus per hari. Berkeliling sambil bersorak-sorak adalah kebiasaannya, seakan memberi isyarat kepada pelanggan. 

Kalimat yang menjadi selogan Armiya punya arti tersendiri. Mie bungkus yang dijualnya adalah mie yang terdiri dari dua rasa. Mie rayeuk adalah mie kuning atau mie kiloan, sedangkan mie ubeut adalah mie hun atau mie jagung. Makna kata dari dua dan limoeng maksudnya adalah harga mie. Harga mie rayeuk dan mie ubeut sama. Harga per dua bungkunya adalah sebesar Rp.5000, sedangkan  harga per bungkus sebesar Rp.3000. 

Itulah ciri khasnya yang mampu menarik perhatian pembeli. “Alhamdulillah banyak laku, selalu habis” ujar Armiya (19/11).

Seorang penjual mempunyai ciri khas tersendiri. Uniknya selogan Armiya yang diucapkan setiap hari pada saat berjualan, membuat orang-orang yang mendengarnya terhafal. Sehingga tidak heran, jika pembeli mie goreng Armiya ikut meniru ucapannya.

Bagi orang yang tidak mengerti bahasa Aceh agak bingung memahaminya. Bagi anda yang penasaran, bisa langsung datang saja ke tempat ia berjualan, di kawasan Jln. Lingkar Kampus pada sore hari sekitar pukul 17.55 WIB. Dengan harga mie gorengnya yang standard dan praktis mampu menarik perhatian banyak, orang terutama bagi anak kos.

Ternyata tak cukup hanya dari rasa yang diandalkan, namun triek penjualan juga dapat menentukan barang jualannya laku bahkan laris manis. Kalau biasanya pembeli mencari penjual mie goreng yang enak rasanya, namun kali ini penjual mie goreng keliling menawarkan mie goreng bungkusnya dengan cara yang unik. Macam-macam teknik orang berjualan, selalu berusaha menarik perhatian pembeli agar menjadi pelanggan. (na)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar