Selasa, 28 Mei 2024

24 Juni 2016. Jumat



Aku punya cerita

Waktu, ternyata selalu bercerita. Ketika ku kecil, ibu sudah menjodohkan ku dengan seorang anak laki-laki dari anak kakak kandungnya. Aku tidak menyangka bahwa itu adalah kebenaran. Ketika aku meranjak dewasa, orang-orang sering mempertanyakan hal itu padaku. Tetapi aku masih tidak percaya.
Aku pun akhirnya duduk di bangku kuliah. Hal itu semakin menggangguku. Aku selalu berserah diri saja kepada Allah. Apapun yang terjadi nantinya aku ikhlas. Asalkan orang tuaku bahagia. Setelah beberapa kali orang tua lelaki itu bertanya padaku tentang bagaimana jika aku menikah dengan anaknya dan mempertanyakan apakah aku mau. Disitulah aku percaya, ternyata ini benaran, bukan isu belaka. Aku tidak menjawab, hanya diam saja. Tetapi entah bagaimana ternyata jawaban diam itu memberi jawaban kepadanya. Membuat orang tua lelaki itu atau biasanya aku panggil wawak memahami jawaban dariku.
Waktu terus berjalan dengan biasanya. Lelaki itu atau abang sepupuku anaknya pendiam. Dari kecil tidak pernah mengajakku berbicara apalagi bermain bersama. Padahal setiap tahun aku selalu mengunjungi rumah dan bersilahturahmi dengan keluarganya. Karena jarak rumah kami jauh, kira-kira 25/30 menit perjalan dengan kendaraan bermotor kecepatan 60 km.
Pada suatu hari, entah darimana hasrat itu, ketika aku sedang duduk sendirian di perkarangan depan rumahnya, ia menghampiriku. Dengan logat kedewasaannya ia mempertanyakan jurusan apa yang aku ambil dan bagaimana mata kuliahnya serta seperti apa nantinya tempat aku akan bekerja. Dengan logat spontanitasku aku menjawab semua pertanyaan yang telah ia tuturkan. Akhir pembincangan kami terputus dikarenakan seseorang memanggilku. mmm.
Kejadian itu sempat membuatku berfikir berulang kali, apa sebenarnya yang terjadi sehingga ia mau mengajakku berbincabg-bincang.
Dengan seiring waktu berjalan kembali. Entah bagaimana, ketika aku bersilahturahmi kerumahnya kembali. Wawakku berinisiatif untuk menyuruhku berbelanja bahan dapur dengan anaknya itu dikarenakan bahan dapur tidak cukup untuk acara kenduri nyampe tahun Umi dan Abunek. Aku pun pergi berdua dengannya menggunakan kendaraan bermotor Honda Scoopy. Di perjalanan apikiranku tak henti-henti mempertanyakan kenapa hal ini bisa terjadi. Apa maksudnya. Pada akhirnya di perjalan pulang beberapa kali ia mempertanyaakan tentang apakah aku punya pacar. Dan tipe seperti apa yang aku mau. Aku menjawab seperti biasanya orang tanya kepadakau. Lagi-lagi ia basa-basi denganku tentang perkuliahan. Cerita habis sampai kerumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar