Sabtu, 19 Desember 2015

Rupiah yang Terbuang Sia-sia




Sabtu, 19 Desember 2015, pukul 15:03 WIB

Sudah banyak para ahli kesehatan yang membuktikan bahwa rokok mengandung zat berbahaya. Banyak penelitian juga membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Merokok mengganggu kesehatan tubuh, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok itu sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. 

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan tertulis bahwa,  rokok adalah salah satu produk tembakau  yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar,  dengan atau tanpa bahan tambahan.

Menurut buku karangan Ahmad Rifa’i juga menyebutkan bahwa, rokok mengandung 4000 macam zat kimia yang berbahaya di antaranya seperti nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari beribu-ribu zat yang ada di dalam rokok. Demikian banyak zat berbahaya yang terkandung pada sebatang rokok. Namun hal ini tidak digubris sama sekali oleh perokok. Jelaslah bahwa  rokok mengandung zat yang berbahaya.

Setiap merek rokok mengandung ukuran nikotin dan tar yang berbeda seperti rokok Dunhil Fine Cut (International) mengandung 12 mg tar dan 0,9 mg nikotin, rokok Mallboro mengandung 13 mg tar dan 1,0 mg nikotin, rokok Lucky Strike mengandung 8 mg tar dan 0,6 mg nikotin,  Sampoerna Mild Limitied Edition mengandung 14 mg tar dan 1,0 mg nikotin, rokok Gudang Garam dan Surya Exclusive mengandung 31 mg tar dan 2,2 mg nikotin, Dji Sam Soe mengandung 39 mg tar dan 2,3 mg nikotin dan sebagainya. Letak ukuran nikotin dan tar tepat di samping atau di antara gambar seram (iklan peringatan bahaya merokok) pada kemasan bungkus rokok. 

Meskipun disetiap merek rokok mengandung ukuran nikotain dan tar yang berbeda, bahaya merokok bagi kesehatan tubuh tidaklah berubah. Kebiasaan merokok memang sulit dihilangkan dan jarang diakui orang, bahwa rokok sebagai sesuatu hal yang buruk. Karena sebagian orang menganggap rokok sebagai kebutuhan yang pokok setiap hari. Memang benar, setiap pecandu rokok akan memberi alasan dan pembelaan terhadap tingkat konsumsi rokok dirinya. Rokok memiliki kekuatan adiksi yang terbilang besar. Orang yang terlanjur memiliki kebiasaan merokok, sulit untuk menghentikannya. Karena itu, apabila suatu saat seorang perokok menghentikan kebiasaannya, pasti ia akan tersiksa baik fisik maupun mentalnya.

Merokok berdampak negatif secara sosial, kesehatan maupun ekonomi. Hal ini justru harus ditanggung oleh perokok aktif dan pasif. Penulis telah melakukan penelitian dengan turun ke lapangan untuk mencari data yang tepat. Dari data yang dikumpulkan penulis mendalami dan menyimpulkan bahwa, dari 20 responden laki-laki yang merokok (perokok aktif), dua di antaranya perokok berat yaitu Dharma (32) dan Raju (43), dengan mampu mengonsumsi rokok 24 sampai 36 batang dalam sehari. Raju (43) mengonsumsi rokok Magnum Filter hingga 36 batang (tiga bungkus) setiap hari. Ironisnya, Raju mengaku tidak mempunyai pekerjaan tetap atau serabutan. Dalam satu bungkus rokok merek Magnum Filter berisi 12 batang rokok. Jika ia mengonsumsi rokok tiga bungkus dalam sehari. Berarti ia telah mengonsumsi sebanyak 36 batang rokok setiap hari. 

Dalam hal ini, jika kita ingin melihat berapa kerugian yang ia peroleh pada tingkat konsumsi rokoknya, maka bisa kita jabarkan jumlah rokok yang dikonsumsi dengan harga rokok per bungkusnya. Misalnya, responden mengonsumsi rokok Magnum Filter dengan harga per bungkus Rp.13.000,-. Jika kita kalikan harga dengan jumlah konsumsi rokoknya, sehari sebanyak tiga bungkus, maka ia mengeluarkan uang untuk membeli rokok sebanyak Rp.39.000,- per hari. Dalam sebulan ada 30 hari, maka uang yang dikeluarkan mencapai Rp.1.170.000,- per bulan. Jika dikalikan dalam setahun ada 12 bulan dan 360 hari, maka setiap tahunnya ia mengeluarkan uang berjumlah Rp.14.040.000,-. 

Belum lagi halnya dengan mengonsumsi rokok merek yang berbeda dengan  harga yang lebih tinggi seperti Djie Sam Soe Rp.14.000,-, Lucky Strike Rp.16.000,-, Sampoerna Mild Rp.17.000,-, Dunhil Rp.18.000,-, Marlboro Rp.19.000,- dan sebagainya. Apalagi semakin hari harga rokok akan meningkat. Hal ini menyebabkan kerugian sendiri maupun bersama. Misalnya responden yang merokok telah berumah tangga, otomatis kerugian yang dialami perokok (perokok aktif) melibatkan istri dan anak (perokok pasif). Sangat disayangkan jika hal ini diteruskan. Alangkah baiknya menabung uang untuk masa depan daripada menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak berguna.

Nur Aliban, Mahasiswi Jurusan Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, nuraliban@gmail.com
                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar